Selasa, 09 September 2008

Pencuri Impian

Setiap orang diciptakan di dunia ini sebagai seorang pemimpin. paling tidak ia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. salah satu point penting bagi seorang pemimpin sejati adalah mampu menyadari dan bertanggung jawab atas konsekwensi dari setiap pilihan yang dia buat. lari terhadap konsekwensi dan mencoba menyalahkan orang lain atau keadaan tidak mencerminkan sifat kepemimpinan yang baik. semoga kita mampu menjadi pemimpin yang baik bagi lingkungan kita atau setidak bagi diri kita sendiri dengan menjadi jendral bagi kehidupan kita….


Ada seorang gadis muda yang sangat suka menari. Kepandaiannya menari
sangat menonjol dibanding dengan rekan-2nya, sehingga dia seringkali
menjadi juara di berbagai perlombaan yang diadakan. Dia berpikir,
dengan
apa yang dimilikinya saat ini, suatu saat apabila dewasa nanti dia
ingin
menja di penari kelas dunia. Dia membayangkan dirinya menari di Rusia,
Cina, Amerika, Jepang, serta ditonton oleh ribuan orang yang memberi
tepukan kepadanya.

Suatu hari, dikotanya dikunjungi oleh seorang pakar tari yang
berasal dari
luar negeri. Pakar ini sangatlah hebat,dan dari tangan dinginnya telah
banyak dilahirkan penari-penari kelas dunia. Gadis muda ini ingin
sekali
menari dan menunjukkan kebolehannya di depan sang pakar tersebut,
bahkan
jika mungkin memperoleh kesempatan menjadi muridnya. Akhirnya
kesempatan itu datang juga. Si gadis muda berhasil menjumpai sang
pakar di belakang panggung, seusai sebuah pagelaran tari. Si gadis
muda bertanya
"Pak, saya ingin sekali menjadi penari kelas dunia. Apakah anda
punya
waktu sejenak, untuk menilai saya menari ? Saya ingin tahu pendapat
anda
tentang tarian saya".
"Oke, menarilah di depan saya selama 10 menit",jawab sang pakar.

Belum lagi 10 menit berlalu, sang pakar berdiri dari kursinya, lalu
berlalu
meninggalkan si gadis muda begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah
katapun.

Betapa hancur si gadis muda melihat sikap sang pakar.Si gadis
langsung
berlari keluar. Pulang kerumah, dia langsung menangis tersedu-sedu.
Dia
menjadi benci terhadap dirinya sendiri. Ternyata tarian yang selama
ini
dia bangga-banggakan tidak ada apa-apanya di hadapan sang pakar.
Kemudian
dia ambil sepatu tarinya, dan dia lemparkan ke dalam gudang. Sejak
saat
itu, dia bersumpah tidak pernah akan menari lagi.

Puluhan tahun berlalu. Sang gadis muda kini telah menjadi ibu
dengan tiga
orang anak. Suaminya telah meninggal. Dan untuk menghidupi
keluarganya,
dia bekerja menjadi pelayan dari sebuah toko di sudut jalan.

Suatu hari, ada sebuah pagelaran tari yang diadakan di kota itu.
Nampak
sang pakar berada di antara para menari muda di belakang panggung.
Sang
pakar nampak tua, dengan rambutnya yang sudah putih. Si ibu muda
dengan
tiga anaknya juga datang ke pagelaran tari tersebut. Seusai acara,
ibu ini
membawa ketiga anaknya ke belakang panggung, mencari sang pakar, dan
memperkenalkan ketiga anaknya kepada sang pakar. Sang pakar masih
mengenali ibu muda ini, dan kemudian mereka bercerita secara akrab.
Si ibu
bertanya, "Pak, ada satu pertanyaan yang mengganjal di hati saya. Ini
tentang
penampilan saya sewaktu menari di hadapan anda bertahun-tahun yang
silam.
Sebegitu jelekkah penampilan saya saat itu, sehingga anda langsung
pergi
meninggalkan saya begitu saja, tanpa mengatakan sepatah katapun?"
"Oh ya, saya ingat peristiwanya. Terus terang, saya belum pernah
melihat
tarian seindah yang kamu lakukan waktu itu. Saya rasa kamu akan
menjadi
penari kelas dunia. Saya tidak mengerti mengapa kamu tiba-2 berhenti
dari
dunia tari", jawab sang pakar.

Si ibu muda sangat terkejut mendengar jawaban sang pakar.
"Ini tidak adil", seru si ibu muda. "Sikap anda telah mencuri semua
impian
saya. Kalau memang tarian saya bagus, mengapa anda meninggalkan saya
begitu saja ketika saya baru menari beberapa menit. Anda seharusnya
memuji
saya, dan bukan mengacuhkan saya begitu saja. Mestinya saya bisa
menjadi
penari kelas dunia. Bukan hanya menjadi pelayan toko!"

Si pakar menjawab lagi dengan tenang "Tidak …. Tidak, saya rasa
saya
telah berbuat dengan benar. Anda tidak harus minum anggur satu barel
untuk membuktikan anggur itu enak. Demikian juga saya. Saya tidak
harus menonton anda 10 menit untuk membuktikan tarian anda bagus.
Malam itu saya juga sangat lelah setelah pertunjukkan. Maka sejenak
saya tinggalkan anda, untuk mengambil kartu nama saya, dan berharap
anda mau menghubungi saya lagi keesokan hari. Tapi anda sudah pergi
ketika saya keluar. Dan satu hal yang perlu anda camkan, bahwa Anda

Mestinya fokus pada impian Anda, bukan pada ucapan atau tindakan saya.

Lalu pujian? Kamu mengharapkan pujian? Ah, waktu itu kamu sedang
bertumbuh. Pujian itu seperti pedang bermata dua. Ada kalanya
Memotivasimu, bisa pula melemahkanmu. Dan faktanya saya melihat bahwa
sebagian besar Pujian yang diberikan pada saat seseorang sedang
bertumbuh, hanya akan membuat dirinya puas dan pertumbuhannya
berhenti. Saya justru lebih suka mengacuhkanmu, agar hal itu bisa
melecutmu bertumbuh lebih cepat lagi. Lagipula, pujian itu
sepantasnya datang dari keinginan saya sendiri. Tidak pantas Anda
meminta pujian
dari orang lain".



"Anda lihat, ini sebenarnya hanyalah masalah sepele. Seandainya
anda pada
waktu itu tidak menghiraukan apa yang terjadi dan tetap menari,
mungkin
hari ini anda sudah menjadi penari kelas dunia.

Mungkin Anda sakit hati pada waktu itu, tapi sakit hati Anda akan
cepat hilang begitu Anda berlatih kembali. Tapi sakit hati karena

penyesalan Anda hari ini tidak akan pernah bisa hilang selama-lamanya…”.



Tidak ada komentar: